INTERNATIONAL CONFERENCE DAN RAPAT ANGGOTA 2015
International Conference dan Rapat Anggota ASAKKIA telah diselenggarakan pada
tanggal 11-15 Juni 2015 di Gereja Maria Bunda Segala Bangsa, Puja Mandala, Nusa
Dua, Bali. Keuskupan Bali dan Gereja Kristen Protestan Bali (GKPB), di bawah
koordinir Rm. Evensius Dewantoro, menjadi tuan rumah acara ini.
Sejumlah
tokoh agama (pendeta/pastor) sekaligus dosen dari berbagai universitas dan
Sekolah Tinggi Teologi di Indonesia menghadiri kegiatan akbar kedua ASAKKIA
setelah kongres ASAKKIA 1 di Kupang pada tahun 2013 lalu. Pdt. Daniel Suyarno,
M.Th. dari Papua; Rm. Damianus Pongoh, L.Cit. dari Manado; Pdt. Dr. Indu Y.
Panggalo dan Pdt. Dr. Sulaiman Manguling dari Toraja; Pdt. Alius Rampalodji,
M.Th. dari STT Intim Makasar; Pdt. Dr. Djoko Prasetyo Adi Wibowo, Pdt. Dr,
Wahyu Nugroho dan Rm. Dr. J. B. Heru Prakosa dari Yogyakarta; Pdt. Justus
Lawalata, Pdt. Made Budiarsa dan Pdt. Ahmen M. Lumira dari Bali, P. Dr. Philipus
Tule, Pdt. Dr. Fredrik Doeka dan P. Dr. Bertolomeus Bolong, OCD dari Nusa
Tenggara Timur, dll. Pada kesempatan tersebut bergabung pula seorang anggota
baru ASAKKIA, Michael Nainggolan, SH, MH, DEA, dosen Universitas Sam Ratulangi
Sulawesi Utara. Kehadiran beliau menambah kemilau warna “pelangi” ASAKKIA
karena walaupun ia bukan seorang tokoh agama, ia merupakan seorang pemerhati
Islam dari sudut pandang hukum sesuai latar belakang pendidikannya.
Tema
utama International Conference adalah
“Kehadiran Muslim Minoritas dan Sumbangannya bagi Kerukunan Umat Beragama di
Indonesia”. Konferensi dan rapat anggota ini merupakan
sarana pembelajaran tentang cara kaum Muslim mempertahankan identitas dan
tradisi religius mereka di daerah-daerah di mana Islam merupakan agama para
pendatang dan dianut oleh sebagian kecil penduduk lokal, serta sikap hidup konstruktif
dan kreatif kedua belah pihak, yakni umat Islam danumat Kristen.
Tiga
keynote speakers memilah tema utama
tersebut ke dalam tiga topik pembahasan. Hari pertama, pengkaji Islam senior
dari Jerman Prof. Dr. Olaf Schumaan membahas “Muslim Minorities; Western Perspective
and Its Contribution to the Harmony of
Indonesian Religious People”;
P. Dr. J. B. Heru Prakosa, SJ. membahas “‘Yang Kecil’ dan ‘Yang Besar’ dalam
Relasi Iman dan Kearifan Lokal demi Kebaikan Bersama”; dan Dr. Moch. Nur Ichwan
membahas “Islam Radicalism and Its
Implsication to the Muslims dan Christians Relation in Indonesia”. Hari
kedua dilanjutkan dengan presentasi oleh seluruh anggota ASAKKIA yang hadir.
FASILITATOR
|
TOPIK
|
Pdt. Daniel Suyarno, M.Th.
|
Perkembangan Islam Pribumi Papua
|
Pdt. Dr. Indu Y. Panggalo
|
Kerukunan antarumat Beragama di Toraja
|
Pdt. Dr. Sulaiman Manguling
|
Interaksi Islam dan Budaya Lokal Luwu’
|
P. Dr. Philipus Tule, SVD
|
Muslim Pribumi di Maundai-Keo: Antara Dar al-Islam dan
Rumah Budaya
|
P. Dr. Bertolomeus Bolong, OCD
|
Komunitas Islam di Kupang: Sejarah, Identitas,
Interaksi dengan Budaya Lokal
|
Pdt. Dr. Fredrik Y. A. Doeka
|
Islam Alor di Bawah Bayang-bayang Adat
|
Pdt. Dr. Wahyu Nugroho
|
Kita Berjumpa karena Perkenanan Allah: Tarekat
Naqshbandiyah Nazimiah dan Interreligious Dialogue
|
Pdt. Dr. Djoko Prasetyo Adi Wibowo
|
Kajian Islam sebagai Upaya Menemukan Identitas Diri
demi Partisipasi Mengembangkan Makna dan Narasi Bersama “Menjadi Manusia”
|
P. Dr. J. B. Heru Prakosa, SJ
|
Pemikir Muslim Klasik tentang ”Kata” & “Makna”: Dan
Implikasinya dalam Dialog Agama
|
Michael G. Nainggolan, SH, MH, DEA
|
Tindak Kekerasan oleh Oknum Polri: Suatu Proposal Riset
|
Keunikan
komunitas muslim pribumi dari sisi Timur, Tengah dan Barat Indonesia dipaparkan
sebagai informasi dan materi kajian yang bernilai. Kaum muslim pribumi di teritori mana pun dari Indonesia tempat mereka menetap, adalah kelompok
masyarakat yang toleran, menghargai budaya, memiliki ikatan kekerabatan,
sejarah dan emosional dengan komunitas agama lain, serta turut menjadi
penyumbang nilai-nilai kerukunan di NKRI yang plural. Sesuai dengan hasil rapat
bersama anggota ASAKKIA, semua materi, kecuali tiga materi yang telah
dipbulikasikan melalui bunga rampai berjudul
“Wacana Identitas Muslim Pribumi NTT”,
akan dikemas menjadi sebuah buku berjudul
“Mozaik Muslim Nusantara” agar dapat dibaca oleh banyak pihak. Dengan demikian,
dari Bali, ASAKKIA terus berkomitmen untuk menebarkan dan memperkokoh cinta
kasih dalam keragaman di Indonesia.
Elina (Staf ASAKKIA)