Senin, 15 Desember 2014

BEDAH BUKU "DEMOKRASI PRIBUMI"



Hidup Demokrasi!
Geliat perjuangan menegakkan demokrasi terus memberi warna dunia politik Indonesia. Berbagai kalangan mencoba mendefinisikan makna demokrasi agar sesuai dengan kebutuhan masyarakat Indonesia. Namun tampaknya politik di negara ini sedang dibayangai oleh sistem “demokrasi prosedural”. Hak-hak rakyat untuk mengajukan pendapat seringkali dipangkas oleh prosedur-prosedur pemerintah yang berbelit-belit, bahkan cenderung menguntungkan pihak penguasa. Keadaan ini melahirkan keprihatinan karena sepertinya demokrasi hanya sebuah slogan. Suara-suara lokal belum mendapat tempat yang cukup dalam sistem politik Indonesia. Oleh karena itu, sekelompok ahli menganalisa makna demokrasi berdasarkan nilai-nilai kearifan lokal sebagai suatu upaya untuk mengangkat  nilai-nilai demokrasi dari budaya lokal. Hasil pengkajian mereka dirangkumkan dalam buku “Demokrasi Pribumi” yang disunting oleh Pdt. Dr. Fredrik Y. A. Doeka (Ketua Asakkia) dan Romo Dr. Bertolomeus Bolong, OCD (Sekretaris Asakkia). Buku ini dibedah untuk pertama kalinya pada tanggal 15 Desember 2014 di Universitas Kristen Artha Wacana Kupang oleh Pdt. Dr. J. E. E. Inabuy, STM (Dosen Fakultas Teologi UKAW Kupang): “Demokrasi Pribumi menurut Kacamata Penulis”, Dr. David Pandie (Dosen Fisip Undana Kupang): “Demokrasi Pribumi dan Sumbangannya bagi Penatalayanan Organisasi Massa”, dan Dr. Nobertus Jegalus (Dosen Seminari Tinggi Santo Mikael Unwira Kupang): “Demokrasi Pribumi dan Sumbangannya bagi Penatalayanan Organisasi Gereja”. Acara ini dipandu oleh Pdt. Dr. Adriana Tunliu (Dosen Fakultas Teologi UKAW Kupang) sebagai moderator.







Tidak ada komentar :

Posting Komentar