SEKILAS TENTANG ACARA BEDAH & PELUNCURAN BUKU
“NABI MUSA:
TAFSIR INDONESIA TERHADAP PENDIRI UTAMA
KEIMANAN ISRAEL”
Suasana khas daerah
menyelimuti senja di Kapela Fakultas Teologi Universitas Kristen Artha Wacana
Kupang. Putra putri calon sarjana teologi yang berbalutkan aneka varian pakaian
adat Nusa Tenggara Timur tersenyum manis menyambut para undangan yang hadir dalam
kegiatan Bedah & Peluncuran Buku “Nabi Musa: Tafsir Indonesia terhadap
Pendiri Utama Keimanan Israel” karangan Dr. Fredrik Y. A. Doeka, ketua Asosiasi
Sarjana Kristiani untuk Kajian Islam Indonesia (ASAKKIA) saat ini. Perpaduan
irama musik tradisional-kontemporer Indonesia semakin menyemarakkan suasana
kegiatan yang berlangsung pada tanggal 27 Mei 2015 tersebut.
Buku “Nabi Musa”
merupakan buah tangan Pdt. Doeka yang direvisi dari tesis doktoralnya. Atas
kerjasama dengan Kerk in Actie di Belanda, buku ini kemudian dipublikasikan
untuk dapat dibaca oleh kalangan luas. Pendekatan lintas iman menjadi inti
dalam menonjolkan tokoh Musa dan nilai-nilai moral dari kisah hidupnya bagi
masyarakat Indonesia. Alkitab dan Alquran merupakan dua sumber utama yang
digunakan, kemudian disusul dengan karangan-karangan anak negeri berupa buku
tafsir, komik, buku cerita, dsb. Secara teratur Pdt. Doeka membahas makna
tafsir tentang kehidupan Musa dari sisi iman Kristen dan Islam. Kemudian beliau
mencoba mangambil suatu titik temu yang dapat dijadikan referensi bersama tentang
nilai-nilai moral dari kehidupan Musa. Penulis tiba pada kesimpulan bahwa Musa
adalah seorang pemimpin besar yang patut dijadikan teladan lintas iman sebab
selain banyak hal dapat dipelajari dari kepribadiannya, kehadiran tokoh Musa
sendiri sebagai seorang nabi besar tidak terbantahkan oleh kedua komunitas
agama.
Kagiatan yang disponsori
oleh ASAKKIA dan Fakultas Teologi UKAW Kupang ini semakin bermakna dengan
kehadiran tiga orang tokoh yang membedah buku Nabi Musa secara menarik. Mereka
adalah Pdt. Dr. A. A. Yewangoe (Ketua Dewan Pembina PGI), Romo Dr. J. B. Heru
Prakosa, SJ (Dosen Islamologi Universitas Sanata Dharma/Wakil Ketua ASAKKIA),
dan KH. Abdul Kadir Makarim (Ketua Majelis Ulama Indonesia wilayah NTT). Didukung
pula oleh Pdt. Dr. Mery Kolimon (Direktur Program Pascasarjana UKAW) sebagai moderator
yang menyampaikan kesimpulan-kesimpulan religius-edukatif di akhir acara. Kegiatan
seperti ini merupakan bagian dari pelaksanaan program aksi ASAKKIA dan akan
terus ditingkatkan pada waktu-waktu mendatang.
Tidak ada komentar :
Posting Komentar